PT. Radio Mitra Kawanua
Gedung Graha Jasa Group
Jl. Toar 59/61 - Manado | Kode Pos : 95112
Marketing : 0853 9888 2049 Peter (WA)
email : radio.mitrakawanua@yahoo.co.id


  • Radio Talk

    BPJS Ketenagakerjaan Manado | Disnaker Sulut | KSBSI Sulut

  • mitraONtheMOVE_Edisi OFFAIR

    Live dari Mega Trade Center with Suzuki Galesong Prima...

  • mitraFAMILY

    Growth in Character

  • Liputan RMK 91FM

    Gerakan Nasional "Save Our Littoral Life" di Pantai Malalayang

  • Gedung Radio Mitra Kawanua

    Radio Mitra Kawanua

  • Radio Talk

    BNN Kota Manado

  • Radio Talk

    BAPEDA Kota Manado

  • mitraFAMILY_Edisi OFFAIR

    Live dari Siloam Hospital Manado

  • mitraONtheMOVE

    Live dari Lion Hotel dan Plaza

  • Radio Talk

    Walikota Manado

  • MitraFAMILY

    Siloam Hospital Manado

  • Kru Mitra Kawanua FM bersama Narasumber

    Radio Mitra Kawanua

  • Kru Mitra Kawanua FM

    Radio Mitra Kawanua

Kamis, 08 Juni 2017

Kinerja Menurun Jauh, Wagub Kandouw Ingatkan SKPD Saling Koordinasi Dengan Atasan

Manado - Kinerja para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov Sulut ternya sudah tidak sesuai harapan Gubernur dan Wagub Sulut dalam menunjang program pemerintah OD-SK. Penegasan itu disampaikan oleh wakil gubernur saat Rapat Program Kerja bersama jajaran Kepala SKPD lingkup Pemprov Sulut, Rabu 7 Juni kemarin, bertempat di Ruang Rapat Wagub Sulut.


"Saya minta kepada seluruh jajaran SKPD di lingkup pemprov sulut untuk memaksimalkan kinerjanya guna mendorong program pemerintah OD-SK. Untuk pejabat eselon 3 dan 4, saya minta tetap berkoordinasi dengan atasan agar sinkronisasi  kinerja berjalan baik" ujar wagub Steven Kandouw. Wagub pun berharap kepada pimpinan SKPD untuk tetap berkoordinasi sebaik mungkin dengan Sekprov.

Wagub menambahkan loyalitas dan integritas kinerja SKPD sampai saat ini sudah sangat menurun jauh. Untuk itu ia kembali mengingatkan untuk tetap saling berkoordinasi agar program OD-SK terwujud demi masyarakat Sulawesi Utara.

(km/rmk)

Disnakertrans Sulut : 300 TKA Bekerja di PT Conch North Sulawesi Cement

Manado, km - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulut mencatat Tenaga Kerja Asing asal China yang bekerja di Perusahaan Semen PT Conch North Sulawesi Cement di Lolak, Bolaang Mongondow saat ini tercatat 300 orang yang semuanya memiliki dokumen resmi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), dan Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) serta Imigrasi.

"Untuk tenaga kerja ada 1000 orang, datanya (TKA) lengkap baik untuk PT Conch dan Subkon-nya ada jika ingin dilakukan verifikasi semua ada", jelas Kepala Disnakertrans Sulut, Erni Tumundo.


Disisi lain, Erni juga mengingatkan terkait Tunjangan Hari Raya (THR) bagi karyawan perusahaan yang beragama Islam dan akan merayakan Idul Fitri nanti, kepada pihak perusahaan wajib membayar THR paling lambat 1 minggu sebelum hari raya.

(rmk/km)

PT. CNSC Lapor Pemkab Bolmong Ke Polda Sulut, Bupati Siap Bertanggung Jawab

Manado - Pihak PT. Conch North Sulawesi Cement (CNSC) yang dipimpin Mr. Seng, akhirnya menempuh jalur hukum pasca pembongkaran sejumlah bangunan perusahannya oleh Satpol PP Pemkab Bolmong senin, 5 Juni lalu. Laporan tersebut masuk di Ditreskrim Polda Sulut, dengan dugaan pengrusakan bangunan.

Juru bicara Polda Sulut Kombes Ibrahim Tompo menjelaskan PT CNSC yang berlokasi di jalan trans sulawesi Inobonto Satu Bolmong tersebut, telah melayangkan laporannya ke Polda Sulut atas kasus dugaan pengrusakan Satpol PP Bolmong atas 11 bangunan, 240 kaca jendela, serta 100 daun pintu. Untuk itu pihaknya akan melakukan pengusutan kasus ini secara tuntas.

Sementara itu, Bupati Bolmong Yasti Mokoagow menanggapi laporan tersebut dengan menuturkan dirinya bertanggung jawab penuh atas pembongkaran bangunan PT. CNSC dimana bangunan tersebut tidak memiliki IMB. Yasti menambahkan dirinya siap memenuhi panggilan Polda Sulut untuk meberikan keterangan terkait laporan yang dilayangkan perusahaan semen asal china itu. "Prosedur yang saya lakukan tidak menyalahi aturan, seharusnya bangunan yang tidak ada IMB-nya diruntuhkan" tegasnya.

(rmk/km)


Selasa, 06 Juni 2017

Diduga Makar, Aktifis Sulut Dipenjara

Manado - Setelah penangkapan aktifis Rocky Oroh pada Jumat, 2 Juni lalu di kediamannya di Manembo-nembo oleh petugas Polda Sulut dan Kodam XIII Merdeka terkait dugaan terlibat tindak pidana pemufakatan jahat dan makar, pihak penyidik Polda Sulut terus mengembangkan kasus ini.
sejumlah alat bukti berupa laptop yang disita menjadi pintu masuk polisi mengusut oknum-oknum lain dibalik kegiatan tersebut.
Polisi mendapati sejumlah foto oknum mantan pejabat di Sulut yang diduga ikut andil dalam demonstrasi referendum minahasa merdeka dan pengibaran bendera minahasa raya beberapa waktu lalu.
Juru bicara Polda Sulut Komber Pol Ibrahim Tompo menegaskan pihaknya masih terus mengembangkan untuk memburu oknum-oknum yang terlibat dalam dugaan makar ini. Dalam menyelidiki kasus ini ia mengaku pihaknya bertindak hati-hati.

Diketahui Rocky Oroh akhirnya di tetapkan sebagai tersangka dan ditahan setelah penyidik menemukan sejumlah bukti-bukti. Dalam penangkapan tersebut, disita pula barang bukti berupa satu unit laptop, satu buah handphone, bendera minahasa land, dan baliho

(rmk/km)

Senin, 05 Juni 2017

Dihadiri Megawati, Ribuan Warga Sulut Antusias Meriahkan Parade Pancasila

Manado - Ribuan warga sulut tampak antusias memeriahkan Parade Pancasila yang digelar Sabtu, 3 Juni 2017. Acara Parade Pancasila yang di gelar oleh Pemprov Sulut tersebut  merupakan puncak peringatan hari lahirnya Pancasila 1 Juni lalu. Even yang berlangsung di jembatan Sukarno Manado ini pun mendapat perhatian khusus dari putri sang proklamator, Megawati Sukarnoputri yang hadir dalam acara tersebut serta membuka kegiatan tersebut.



Segenap elemen masyarakat sulut tampak hadir mengikuti Parade Pancasila, diantaranya pemerintah kabupaten/kota, jajaran TNI/Polri, siswa-siswi SD, SMP, SMA, hingga praja IPDN, serta Ormas, dan LSM. Dalam acara tersebut tampak hadir pula mendampingi Megawati, Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Wagub Steven Kandouw, Sekprov Edwin Silangen, Ketua DPRD Andrei Angouw, serta Ketua Panitia Rocky Wowor, serta beberapa pejabat pemerintah daerah dan pusat.


Megawati dalam sambutannya mengatakan Pancasila hingga saat ini menjadi landasan dasar negara kita Indonesia masih terjaga, dan Pancasila sudah sah dan siakui seluruh anak bangsa. Ditambahkan Pancasila merupakan bagian dari sejarah Indonesia dengan perjuangan yang begitu sulit. Sementara itu ketua panitia Rocky Wowor mengatakan pelaksanaan kegiatan ini untuk menggugah semangat persatuan kesatuan generasi muda untuk lebih mencintai Pancasila yang merupakan ideologi bansa, dimana akhir-akhir ini dicona dan diganggu oleh segelintir orang.


Gubernur Olly Dondokambey meminta seluruh masyarakat tanpa terkecuali agar dapat memahami benar makna dalam memperingati lahirnya Pancasila.

(rmk/km)

Bupati Bolmong Tutup Aktifitas Pabrik Semen PT. Conch North Sulawesi Cement

Manado - Bupati Bolmong Yasti Mokoagow dan Wakil Bupati Yani Roni Tuuk, memastikan akan menutup aktifitas PT. Conch North Sulawesi Cement (PT CNSC), mulai senin, 5 Juni 2017. Kepatian tersebut dibahas dalam rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, yang dihadiri Wakapolres Bolmong. unsur Pengadilan Negeri Kotamobagu, Kodim Bolmong, Ketua DPRD, dan Kajari.


Dalam rapat tersebut di bicarakan beberapa hal penting, seperti penanganan miras, ketertiban jalan, bahan pokok jelang Idul Fitri, Isu ISIS, masalah tapal batas, serta masalah PT Conch North Sulawesi Cement. Menurut Bupati Yasti Mokoagow, perusahaan tersebut telah menyalahi aturan perundang-undangan dalam hal perizinan. Bahkan Ijin rekomendasi bupati sudah kedaluwarsa, serta belum adanya ijin eksplorasi dan ijin eksploitasi serta IUP (Izin Usaha Pertambangan).

Bupati berharap dukungan dari aparat kepolisian dan TNI untuk menutup aktifitas perusahaan tersebut." ini demi kepentingan rakyat bolmong, jika dibiarkan daerah akan mengalami kerugian. Tanah ini dari Mongondow, jika menyalahi aturan meski pengusaha besar tetap akan di tindak" ujarnya. Ia menambahkan keputusan penutupan aktifitas perusahaan tersebut sudah melalui kajian matang dengan instansi terkait. Sebelumnya sudah diberikan 7 kali teguran kepada perusahaan asal china tersebut, namun tampaknya tidak diindahkan perusahaan.

(rmk/km)

Selasa, 30 Mei 2017

"Gedung Graha Religi" Sudah Mulai Di Bangun

Manado - Gedung Graha Religi sudah mulai dibangun oleh Pemerintah Kota Manado. Walikota Manado Vicky Lumentut, jumat pekan lalu (260517) disela-sela acara Penandatanganan Deklarasi Solidaritas NKRI yang berlangsung di Lapangan Sparta Tikala, mengatakan pembangunan Gedung Graha Religi sudah dimulai. Gedung yang bertempat di lahan ex-kampung texas tersebut, diketahui peletakan batu pertamanya sejak Juni 2015 lalu.
Pembangunan Gedung Graha Religi merupakan simbol kerukunan umat beragama di Manado. Menurut Vicky Lumentut gedung yang bersebelahan dengan mesjid Al Khairiyah tersebut, akan dibangun untuk agama Kristen Protestan, Katolik, Budha dan Hindu dalam satu gedung di lantai yang berbeda.





" Bangunan Graha Religi yang akan dibangun, nantinya juga akan menyediakan ruangan untuk FKUB, FPK, FKDM, serta BKSAUA guna mempersatukan umat yang ada..", jelas walikota. Vicky Lumentut berharap dengan adanya Gedung Graha Religi ini menjadi simbol kerukunan warga kota Manado.


Dilansir dari Koran Manado, gedung ini akan dibangun 7 lantai dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Manado menargetkan akan selesai tahun 2019. Total Anggaran sebesar 7,4 milyar secara terpisah sebesar 5 milyar di ambil dari APBD Manado. Selain itu ada pula sumbangan Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw sebesar 2,4 milyar.

(rmk91fm/km)

Waspadai ISIS Masuk Sulut, Polda Sulut Gelar "Operasi Aman Nusa"

Manado - Dalam rangka menyikapi situasi nasional dan gejolak keamanan yang terjadi di mindanau, filipina selatan, Polda Sulut menggelar Operasi Aman Nusa 3 tahun 2017. Operasi ini didukung oleh ratusan personil Brimob, Polair, Sabhara, dan Binmas yang ditujukan pada daerah perbatasan Sulut. Nantinya personil Polda Sulut akan mengamankan wilayah perbatasan selama 90 hari.


Upacara pun digelar di Mapolda Sulut untuk pelepasan personil operasi "Operasi Aman Nusa" yang dipimpin Wakapolda Sulut Brigjen Pol Refdi Andri. Juru bicara Polda Sulut Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan selain menggelar patroli laut, pihaknya juga akan melakukan pembinaan terhadap masyarakat pesisir.

Wakapolda Sulut Brigjen Pol Refdi Andri secara terpisah menegaskan diberangkatkannya ratusan personil Polda Sulut ke wilayah perbatasan merupakan sebagai bentuk reaksi Polri menyikapi aksi teroris di beberapa wilayah, baik nasional maupun yang terjadi di negara tetangga filipina.

(rmk91fm/km)

Jumat, 17 Februari 2017

Gereja Para Pengungsi Iran di Jakarta

Popularitas agama Kristen telah meledak di Iran dalam beberapa tahun terakhir, meskipun kemurtadan, atau keluar dari agama Islam, mendapat hukuman mati.



Di sebuah ruangan resepsi dalam sebuah pusat perbelanjaan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, sekelompok jemaat berkumpul untuk beribadah. Tema khotbah: "Cintai Tuhanmu dan cintai tetanggamu." Pengkhotbah: pengungsi Protestan penginjil yang melarikan diri dari Iran enam tahun lalu untuk menghindari hukuman dari negara.
Jemaat bersiap melakukan ibadah di sebuah gereja di Jakarta

Selamat datang ke Persian Refugee Service, gereja Kristen penginjil yang dikelola dan ditujukan sebagian besar untuk pengungsi Iran di Jakarta.

Mohamed Rasool Bagherian, sang pengkhotbah, meninggalkan Iran bersama keluarganya karena mereka Kristen. Namun sejumlah jemaat justru masuk Kristen dalam penantian mereka selama bertahun-tahun di Indonesia sebelum ditempatkan di negara ketiga, ketika para pengungsi dan pencari suaka tidak diizinkan untuk bekerja atau bersekolah. Beberapa jemaat reguler bahkan bukan beragama Kristen, mereka pengungsi yang menikmati kehadiran sesama orang Iran dan hidangan enak.
Popularitas agama Kristen di Iran telah meledak dalam beberapa tahun terakhir, meskipun kemurtadan, atau meninggalkan agama Islam, merupakan kesalahan yang mendapat hukuman mati dalam negara agama itu. Selain etnis Armenia dan Assyria yang beragama Kristen, yang telah tinggal di Iran selama berabad-abad, semakin banyak Muslim Syiah yang beralih ke Kristen penginjil.

Kelompok-kelompok pemantau memperkirakan ada antara 300.000 dan 500.000 orang Kristen di Iran, dari jumlah penduduk yang mencapai 75 juta. Kristen penginjil menyebarkan agama mereka di "gereja-gereja rumahan" yang privat, karena para penceramah bisa ditangkap.

Bagherian dan istrinya pindah agama Kristen tahun 2005. Meskipun tidak didorong, tapi menjadi Kristen tidak berbahaya di Teheran, tempat mereka tinggal saat itu, ujarnya. Ia sendiri mengelola gereja rumahan selama beberapa tahun.
"Namun kemudian [mantan presiden Mahmoud] Ahmedinajad mulai meningkatkan tekanan terhadap kelompok Kristen, tak lama setelah ia terpilih. Saya ditangkap dua kali, tahun 2007 dan 2010, dan setelah itu, kami pada dasarnya dipaksa untuk meninggalkan negara," katanya kepada VOA. "Kami punya anak kecil dan kami takut nyawanya terancam."
Putra mereka, Ahura, kini berusia delapan tahun dan hanya mengetahui Indonesia.

Gereja Komunitas
Meskipun Jakarta mungkin bukan lingkungan alami keluarga tersebut, hal itu tidak terlihat dalam gereja mereka. Bagherian adalah pengkhotbah yang kharismatik yang berbicara dengan bahasa campuran Bahasa Farsi dan Inggris, dan menyampaikan ceramah sepanjang 90 menit dengan PowerPoint. Ia berbicara dari altar yang dihiasi hiasan bunga plastik berwarna ungu dan lilin listrik.
Kebaktian diawali dengan segmen musik yang panjang dimana setiap orang bernyanyi lagu-lagu rohani bernuansa rock dalam Bahasa Inggris dan Farsi.

Persian Refugee Service mendapatkan ruang pertemuan itu dari Abbalove Ministries, gereja komunitas China Indonesia beranggotakan 2.000 orang, yang beribadah di bangsal di dekatnya, juga pada Minggu sore. Abbalove juga menyediakan makan siang kotakan dan layanan lain untuk jemaat kecil tersebut.
"Para anggota Abbalove adalah berkah besar," ujar Bagherian. "Mereka bahkan menolong keluarga saya menyewa rumah kecil di Kelap Gading sambil kami menunggu perkembangan mengenai status pengungsi kami."
Keluarga Bagherian dulu beribadah di sebuah gereja Anglikan di Jakarta, namun tiga tahun lalu, pastor mereka yang orang Australia, Jeff Hammond, menyarankan mereka memulai kebaktian sendiri berbahasa Farsi untuk komunitas pengungsi yang jumlahnya lumaya.

"Putri saya dan saya menemukan komunitas ini ketika kami datang ke Jakarta dan saranya seperti melihat cahaya," ujar seorang perempuan Iran separuh baya yang dibaptis tahun lalu di Jakarta.
"Anda tidak paham betapa buruknya hukum syariah untuk kami. Terutama bagaimana hal itu menindas perempuan. Saya tidak pernah meliht ke belakang setelah pindah agama."

Sulit Dimukimkan Kembali
Tidak seperti para pengungsi Afghanistan, yang mencakup hampir setengah dari semua pengungsi dan pencari suaka di Indonesia, para pengungsi Iran hanya mencakup 3 persen, dan mereka cenderung berpendidikan dan profesional kerah putih yang tertekan di bawah teokrasi negara asal mereka.
Hal itu membuat mereka sulit untuk bahkan mendapat kartu pengungsi dari badan PBB untuk pengungsi, UNHCR, apalagi naik dalam daftar tunggu. Sementara para pengungsi Hazara Afghanistan memiliki klaim yang dikenal luas karena penyiksaan maut, Iran memiliki pemerintahan yang stabil, meski otoriter.

Hal itu membuat pengungsi Iran ada di prioritas bawah untuk pemukiman kembali. Bahkan, setiap tahun, sejumlah kecil pengungsi Iran, karena frustrasi dengan penolakan klaim pengungsi atau pencari suaka mereka, memilih opti "repatriasi sukarela", dimana mereka menyerahkan diri mereka ke Organisasi Migrasi Internasional (IOM), yang memesan tiket pesawat gratis untuk kembali ke Iran.
Hampir semua pengungsi pada kebaktian Minggu di Jakarta mengungkapkan keputusasaan mereka dengan larangan imigrasi Presiden AS Donald Trump, yang mencakup Iran, dan pengangguhannya atas pemukiman pengungsi, yang akan menghapus Amerika Serikat sebagai tujuan potensial akhir untuk perjalanan mereka.

Tetap saja, bagi setiap pengungsi yang menghadiri kebaktian, bukan keputusan yang mudah untuk kembali ke rumah.

"Saya ditangkap karena bermain musik," ujar Reza, seorang pria muda yang sekarang bermain kibor pada kebaktian Minggu. "Bisa Anda bayangkan? Musik itu haram di negara saya. Saya dipenjara karenanya. Saya harus pergi."

Abbalove bukan satu-satunya institusi sosial yang melayani pengungsi Iran. Jakarta International Christian Fellowship juga menyertakan beberapa pengungsi, dan memiliki kebaktian khusus berbahasa Farsi. Dua belas anak-anak Iran bersekolah di Roshan Learning Center, sekolah untuk para pengungsi dan pencari suaka di Jakarta Selatan, dan dua orang dewasa muda menjadi guru di sana.
Bahkan jika Indonesia hanya sebuah titik transit, banyak orang Iran yang merasa mereka sangat lega ada di sini.
"Di sini juga negara Islam, tapi demokratis," ujar Arash Ehteshamfar, yang meninggalkan Iran tahun 2011 untuk menghindari hukuman. "Seperti siang dan malam. Dan tentu saja, kami punya gereja ini... ini rumah kami di negara ini."

(VOAIndonesia)

Senin, 13 Februari 2017

Friedrich Silaban, Anak Pendeta yang Merancang Masjid Istiqlal

Arsitek Friedrich Silaban
Hidup Friedrich Silaban terbilang cemerlang dan gemilang.Lahir di Bonandolok, Sumatera Utara, 16 Desember 1912, dia hanya bersekolah di HIS Narumonda, Tapanuli, Sumatera Utara, dan Koningin Wilhelmina School, sebuah sekolah teknik di Jakarta.





Namun, penganut Kristen Protestan dan anak seorang pendeta miskin itu telah melahirkan berbagai bangunan modern pada masanya hingga kini menjadi bangunan bersejarah.
Salah satunya ialah kemegahan sekaligus simbol kerukunan antarumat beragama di Indonesia, Masjid Istiqlal, Jakarta, yang resmi digunakan tepat 38 tahun lalu. 

Pada tahun 1955, Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno mengadakan sayembara membuat desain maket Masjid Istiqlal. Sebanyak 22 dari 30 arsitek lolos persyaratan.

Gereja Katedral dengan latar kubah Masjid Istiqlal yang belum selesai dibangun
Bung Karno sebagai Ketua Dewan Juri mengumumkan nama Friedrich Silaban dengan karya berjudul "Ketuhanan" sebagai pemegang sayembara arsitek masjid itu.

Bung Karno menjuluki F Silaban sebagai "By the grace of God" karena memenangi sayembara itu.

Pada 1961, penanaman tiang pancang baru dilakukan. Pembangunan baru selesai 17 tahun kemudian dan resmi digunakan sejak tanggal 22 Februari 1978. Jadi, hari ini merupakan peringatan ke-38 tahun Masjid Istiqlal.

Dikutip dari surat kabar Kompas edisi 21 Februari 1978, enam tahun setelah Masjid Istiqlal selesai dibangun, F Silaban mengatakan, "Arsitektur Istiqlal itu asli, tidak meniru dari mana-mana, tetapi juga tidak tahu dari mana datangnya."

"Patokan saya dalam merancang hanyalah kaidah-kaidah arsitektur yang sesuai dengan iklim Indonesia dan berdasarkan apa yang dikehendaki orang Islam terhadap sebuah masjid," lanjut dia.
Kesederhanaan ide Silaban rupanya berbuah kemegahan. Jadilah masjid yang berdampingan dengan Gereja Katedral itu tampak seperti masa saat ini.

Masjid Istiqlal berdiri di atas lahan seluas 9,5 hektar, diapit dua kanal Kali Ciliwung, kubahnya bergaris tengah 45 meter, dan ditopang 12 pilar raksasa serta 5.138 tiang pancang.
Dindingnya berlapis batu marmer putih. Air mancur besar melambangkan "tauhid" dibangun di barat daya.
Dilengkapi menara setinggi 6.666 sentimeter, sesuai dengan jumlah ayat Al Quran, masjid itu mampu menampung 20.000 umat.
Udara di dalam masjid begitu sejuk walau tanpa dilengkapi pendingin ruangan. Sebab, Silaban membuat dinding sesedikit mungkin supaya angin leluasa masuk. Silaban ingin umat yang sembahyang di masjid itu seintim mungkin dengan Tuhan.
Haji Nadi, haji asli Betawi yang sembahyang di masjid itu, dalam surat kabar Kompas edisi yang sama mengatakan, "Berada di masjid ini saya merasa betapa besarnya umat Islam."

Arsitek Friedrich Silaban (kiri) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Ir Sutami, sedang mengamati bangunan Masjid Istiqlal.
Dari Gambir ke penjuru dunia

Dikutip dari buku Rumah Silaban; Saya adalah Arsitek, tapi Bukan Arsitek Biasa, Silaban mulai tertarik dengan dunia arsitektur sejak sekolah di Jakarta.

Sayang, "Perderik", demikian dia dipanggil sang ayah, tak dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas karena persoalan biaya.

Karier Silaban di dunia arsitek diawali saat bersekolah di Jakarta. Dia sangat tertarik pada desain bangunan Pasar Gambir di Koningsplein, Batavia, 1929, buatan arsitek Belanda, JH Antonisse.
Setelah lulus sekolah, Silaban mengunjungi kantor Antonisse. Dia pun dipekerjakan sebagai pegawai di Departemen Umum, di bawah pemerintahan kolonial.
Kariernya terus meningkat hingga akhirnya ia menjabat sebagai Direktur Pekerjaan Umum tahun 1947 hingga 1965. Jabatannya itu membawa Silaban ke penjuru dunia.
Tahun 1949 hingga 1950, Silaban ke Belanda mengikuti kuliah tahun terakhir di Academie voor Bouwkunst atau akademi seni dan bangunan.
Pada saat inilah, Silaban mendalami arsitektur Negeri Kincir Angin itu dengan melihat dan "menyentuhnya" secara langsung.

Tidak hanya Belanda, setidaknya 30 kota besar di penjuru dunia telah dikunjungi Silaban. Tujuannya satu, mempelajari arsitektur di negara-negara tersebut.
Perjalanannya ke penjuru dunia, terutama setelah kunjungannya ke India, menyiratkan satu hal bahwa jiwa sebuah bangsalah yang mendefinisikan arsitektur bangsa tersebut.
Perjalanan Silaban itu memengaruhi keinginannya dalam "manifestasi identitas asli Indonesia; negara yang bebas dan progresif" melalui karya-karyanya di Tanah Air.

Tutup usia
Sang arsitek tutup usia pada hari Senin, 14 Mei 1984, di RSPAD Gatot Subrotot karena mengalami komplikasi.
Selain Istiqlal, peninggalan Silaban hadir di sekitar 700 bangunan penjuru Tanah Air, di antaranya Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta/1962), Monumen Pembebasan Irian Barat (Jakarta/1963), Monumen Nasional atau Tugu Monas (Jakarta/1960), Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata (Jakarta/1953), hingga Tugu Khatulistiwa (Pontianak/1938).

(Kompas.com)